03 April 2008

Mengerem yang Baik dan Benar


Perhatikan kondisi lalu lintas dan permukaan jalan di sekitar anda. Tutup gas, tarik tuas rem depan dan tekan pedal rem belakang, bisa juga sambil menurunkan gigi (engine brake) yang dilakukan secara mulus sehingga sepeda motor berhenti.

Rem sepeda motor dibagi menjadi tiga:
1. Rem depan yang difungsikan oleh tangan.
2. Rem belakang yang difungsikan oleh kaki (khusus scooter otomatis, rem belakang difungsikan oleh tangan).
3. Engine brake.

Kombinasi penggunaan ketiga jenis rem sepeda motor ini harus sesuai waktu dan tempatnya. Khusus sepeda motor dengan kopling manual, harus menarik tuas kopling sesaat sebelum sepeda motor berhenti.

Mengerem Pada Situasi Tertentu
Pada umumnya, sepeda motor memiliki rem depan dan rem belakang yang bergerak secara independen.

Tips pengereman
1. Pada dasarnya rem depan dan rem belakang difungsikan bersama-sama.
2. Rem depan lebih pakem dari rem belakang sehingga sepeda motor bisa dihentikan dengan jarak lebih singkat. Tetapi bila menarik tuas rem depan terlalu kuat, motor bisa terjungkal.
3. Rem belakang tidak sepakem rem depan sehingga sepeda motor butuh jarak lebih jauh untuk berhenti.
4. Engine brake sendiri efektif dalam kondisi permukaan jalan licin atau jalan menurun. (Pengendara yang bisa mengontrol hatinya, bisa mengontrol kendaraannya).

Pengereman bila berboncengan
Bila pengendara mengerem mendadak, akibatnya pembonceng terdorong ke depan dan mengganggu gerakan pengendara. Pembonceng harus merapatkan dengkulnya dan menekan kaki ke pijakan supaya tubuh pembonceng tidak terlalu membebani pengendara.

Tips pengereman
1. Pertama-tama jalankan sepeda motor dalam keadaan lurus. Kemudian rem.
2. Rem depan dan belakang difungsikan bersamaan.
3. Hindari rem dadakan.
4. Tekan pedal rem belakang berkali-kali untuk memberi isyarat kendaraan yang berada di belakang.
5. Sesaat sebelum sepeda motor berhenti, tekan tuas kopling (khusus motor kopling manual).


Point
1. Hindari mengerem ketika sedang menikung. Remlah sebelum memasuki tikungan
2. Di jalan basah, permukaan jalan sangat licin sehingga kendaraan yang direm membutuhkan jarak yang jauh untuk bisa berhenti. Oleh karena itu harap berkecepatan rendah di jalan basah.

(Sumber : matabumi)

Tidak ada komentar: